A Grceful Journey with Him

Memulai segala persiapan tanpa pernah berpikir,bahwa Tuhan akan memberi lebih daripada apa yang kita kira.

Jakarta-Bandung-Malang

Suatu ketakutan di dalam diri saya akan arus jalanan yang berkemungkinan macet, mengingat bahwa kami berangkat H-1 lebaran, pada tanggal 9 September,membuat kami memilih travel pada pukul 5.00, tapi sungguh Tuhan itu baik, Dia membuat perjalanan kami tepat 2 jam sampai di kota Bandung dengan selamat, dan melihat Dia yang mengerjakan semua itu. Kami sempat menikmati indahnya kota Bandung sebelum kami berangkat dengan kereta Malabar pukul.15.30.
“Lebih baik jangan di bayangkan 17 jam perjalanan “, begitu kata hati saya. Siapa yang menyangka perjalanan sampai kota Malang tidak terasa. Kami berlima, bersama dengan Tuhan, menikmati waktu bersama,banyak hal, terutama mengenai latar belakang keluarga yang kami sharingkan. Itu semua membuat kami semakin mengenal dan mengasihi satu sama lain sebagai satu keluarga Allah. Mungkin dari luar, setiap diri kita terlihat baik-baik saja, tetapi di balik semuanya ternyata tidak seperti itu. Setiap kami begitu unik dan kompleks, apa yang boleh Tuhan ijinkan terjadi membentuk kami seperti hari ini.

4 hari 3 malam yang tidak akan pernah kami lupakan

“ Tidak begitu jauh berbeda ya dengan Bandung .“ begitu kata hatiku. Pintu di gerbang di buka, kami berempat yang di jemput oleh seorang mahasiswa SAAT memasuki lokasi SAAT. Sungguh begitu nyaman. Setelah melakukan registrasi, kami pun menuju kamar masing-masing. Hal yang membuat saya terkejut adalah para mahasiswa yang saat itu menjadi panitia yang membawakan tas kami. Sungguh suatu keadaan yang tidak biasa untuk saya, yah, saya dilayani, saya merasa tidak nyaman, tapi mereka mengatakan dengan hati yang tulus yang tertulis di raut muka mereka “ Ini sudah menjadi tugas kami “. Tuhan, sungguh mereka dari hal yang terkecil pun menjadi pelayan. Bagaimana dengan saya ?

Suasana di lokasi SAAT sungguh membuat saya mengingat akan Tuhan, dari setiap ruangan terdapat ayat,dari setiap bagunan ada tulisan mengenai Tuhan, serta patung-patung yang “ berbicara “ dan dari setiap mahasiwa yang selalu tersenyum dengan semangat menyambut kami.

Melalui hambaNya pada opening ceremony, kami di ingatkan kembali, bahwa segala sesuatu di dalam dunia ini memiliki aturan. Mulai dari olahraga, bekerja, dan begitu juga dengan kehidupan kita. Alkitab yang adalah FirmanTuhan itu sendiri adalah aturan-Nya. Termasuk juga mempelajari Firman Tuhan pun ada aturannya. Melalui FirmanNya kita dapat membedakan manakah yang kekal, yang mutlak, dan yang patut di pertahankan di dalam kehidupan kita. Yah kembalilah pada Alkitab. “ Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu “ -Mazmur 119 : 9


“ Apakah kita sungguh ‘mempunyai ‘ Alkitab ? “. Ini lah yang menjadi pertanyaan utama dalam seminar 1. Banyak gereja saat ini yang sudah tidak menjadikan Alkitab sebagai otoritas tertinggi , sebagai dasar kebenaran. Begitu juga dengan setiap kita, termasuk saya sendiri, yang begitu leluasa bisa mendalami Alkitab tetapi tidak pernah sungguh-sungguh mendalaminya. Kita tidak cinta terhadap FirmanNya karena itu kita tidak menjadikannya sebagai otoritas tertinggi. Dan seringkali kita tidak percaya bahwa Firman yang Dia berikan adalah cukup untuk memberi petunjuk untuk seluruh aspek kehidupan kita,padahal kita mengakui “ Scola Scriptura “. Serta jika kita sudah begitu banyak belajar Alkitab, sudahkah kita merelevansikannya di dalam hidup kita ?


Kemudian dilanjutkan dengan Opera van Saat. Ya, semua yang mengambil bagian di dalamnya adalah para mahasiswa SAAT. Lewat cerita yang di bawakan yaitu mencari kebenaran membutuhkan suatu fokus, hikmat dari Allah. Dan ingat bahwa akan begitu banyak tantangan yang akan menghalagi kita mencari kebenaran yang sejati.



Hari kedua, kita belajar banyak tentang Alkitab yang di tersaji dalam : 1. Eksposisi Mazmur, 2. Bible Overview ( terbagi dalam pos-pos ), 3. Workshop, 4. KKR


Melalui eksposisi Mazmur 19, saya kembali di ingatkan bahwa Tuhan menyatakan dirinya melalui wahyu umum dan khusus. Selama ini saya begitu semangat belajar dan mengejar wahyu umum itu melalui bidang studi saya, yaitu pendidikan kedokteran. Sedangkan sangat sedikit waktu yang saya luangkan untuk mempelajari wahyu khusus itu yang adalah Firman Tuhan, padahal saya telah di selamatkan oleh-Nya, sehingga mata hati saya dan pikiran saya telah di bukakan untuk memahami Firman-Nya melalui Roh Kudus. Sungguh saya semakin tahu bahwa saya terlalu sedikit mengenal Tuhan.


Sungguh setiap bagian dari Alkitab itu unik. Kami diajarakan tentang genre-genre Alkitab melalui setiap pos-pos yang ada. 1 hal yang saya rasakan kembali adalah saya terlalu sedikit sekali mengenal isi Alkitab. Waktu telah berjalan 20 tahun dalam hidup saya, tetapi tidak sebanding dengan banyak nya Firman yang telah saya baca. Dan melalui workshop, kami di ajarkan bagaimana PA, dan waktu 1jam pun tidak cukup untuk bisa membahas 1 perikop. Firman Tuhan sesungguhnya sangat dalam dan kaya, tapi saya melewatkan itu begitu saja setiap hari saat teduh, padahal sesungguhnya Dia ingin kita semakin mengenal Dia melalui Firman-Nya.


Malamnya saat KKR, kembali saya di ingatkan betapa pentingnya Alkitab itu. Seperti yang di tuliskan dalam 2 Timotius 3 : 16. Dan yang paling menyentuh adalah ketika dijelaskan mengenai Memperbaiki kelakukan, dimana digambarkan seperti Gembala yang membimbing dombanya, seperti gembala yang dengan sepenuh hati mencari dombanya, demikian juga dengan Firman yang telah Tuhan berikan adalah suara hatinya untuk kita. Ini bukan tulisan biasa. Ini adalah suara hati. Melalui KKR saya mengambil komitmen untuk punya waktu lebih lagi untuk mempelajari Alkitab, baik dalam saat teduh saya, dalam KTB bersama, dan dalam PA pribadi saya.


Hari ketiga, kami memulai hari dengan ibadah pagi. Satu hal kami diajar dan di ingatkan kembali. Doa adalah salah satu buah bahwa kita berpokok pada Tuhan. Doa harusnya menjadi satu pernyataan saya kepada Tuhan bahwa saya tahu tanpa Dia saya bukanlah apa-apa. Sama seperti ranting yang tidak dapat di pisahkah dari pokoknya.


Kami belajar bagaimana Alkitab kita bisa ada sampai saat ini, sungguh suatu perjalanan yang panjang, memakan waktu ribuan tahun. Begitu banyak tenaga, pikiran yang diberikan untuk Alkitab yang dapat saya baca saat ini. Hal yang paling membuat saya menangis adalah ketika kami berjalan di dalam labirin, melihat sebagian kecil perjuangan translasi Alkitab ke dalam berbagai bahasa melalui drama. Kita ini berhutang darah demi pembuatan Alkitab. Hati saya langsung tertusuk, sungguh Alkitab buku yang sangat amat mahal. Kita melihat bagaimana Tuhan boleh terus menyertai mulai dari penulisan perjajian lama, dimana begitu kerennya ketika Tuhan sendiri yang boleh ber firman dan itu di tuliskan, dan perjajian baru dimana melalui pimpinan Roh Kudus semua itu boleh di tulis, dan sampai Alkitab sekarang ini dapat di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Ya, buku-buku kedokteran yang begitu mahal dan tebal yang saya beli selama ini, itu tidak ada bandingannya dengan Alkitab.
Sungguh saya baru dapat menghidupi arti Alkitab itu : Al, yang artinya di atas segala dan kitab, yang artinya buku. Ya sungguh Alkitab adalah Buku di atas segala buku. Sudahkah saya sungguh mencintai Alkitab ?



Malam hari ketika KKR ke 2 di bawakan, kita kembali di ingatkan akan panggilan setiap kita yang Tuhan sudah tetapkan sejak semula. Waktu itu hambanya mengambil contoh dari kisah Yeremia. Tuhan memilih anak-anak muda untuk bangkit, karena kita memiliki energy yang besar, kita memiliki pandangan yang idealis. Apalagi jika itu semua kita lakukan untuk Tuhan, sungguh akan terjadi suatu perubahan untuk dunia dimana kita hidup saat ini. Bukanlah suatu kebetulan Tuhan menetapkan saya untuk ada di tahun-tahun ini. Dan satu hal yang paling indah boleh Tuhan bagikan adalah ketika saya boleh melaksanakan kehendak Tuhan itu adalah kebahagiaan yang sejati.


Esok harinya, di hari terakhir kami, ya, tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat dan penuh arti, satu hal yang mungkin menjadi pertanyaan di dalam hati kami,” Apakah Alkitab masih relevan untuk saat ini ?”. Hamba-Nya membukakan kepada kami bahwa Alkitab yang akan mengawal hati kita, menuntun hidup kita di dunia yang kacau ini, dan yang menyegarkan jiwa kita. Dan hamba-Nya yang lain membukakan kepada kita semua, bahwa Tuhan telah memberikan kekuatan kepada kita untuk mengalahkan yang jahat ( 1 Yohanes 2 : 14c ). Hidup kita adalah peperangan rohani, begitupun ketika kita berusaha untuk mempelajari Alkitab itu adalah peperangan rohani.

Belajar banyak tentang arti melayani

Hal lain yang dapat kami semua pelajari dari para mahasiswa adalah totalitas mereka dalam melayani. Semua dilakukan oleh paramahasiswa tanpa merasa malu. Mereka menari di depan, mereka bermain drama dengan begitu baiknya, mereka mempersiapkan semua post-post untuk Bible Overview dan How the Bible came to us dengan begitu baik dan detail, dan juga setiap buku acara yang kami pegang. Tidak terlihat di wajah mereka suatu keluh kesah, atau pun kelelahan. Hanya satu yang terpancar di wajah mereka yaitu sukacita melayani Tuhan, sukacita memberitakan betapa indah nya Firman Tuhan. Seakan mereka berkata “ Ini sangat berharga teman-teman ku dan aku ingin kalian juga merasakan itu “
Saya sekarang baru mengerti dan mengalami sendiri arti dari totalitas melayani dengan tulus hanya untuk Tuhan. Sungguh hanya karena mereka mencintai Tuhan.

Belajar hidup Wholistic

Melalui kesehariaan masiswa Saat, saya belajar untuk hidup secara menyeluruh. Mereka begitu disiplin dengan waktu menunjukkan betapa mereka menghargai hari yang Tuhan berikan. Bangun di pagi hari, memulai aktivitas mereka dengan bersaat teduh yang kemudian di lanjutkan dengan ibadah bersama, setelah itu mereka makan pagi bersama. Setelah makah pagi mereka kuliah sampai waktu makan siang, yaitu pukul 12.30. Setelah makan siang, mereka mencuci piring bersama, dan di berikan waktu istirahat siang pada pukul 14.00-16.00. Kemudian kuliah di lanjutkan sampai waktu makan malam, yaitu sekitar pukul.19.00 kemudian mereka melanjutkan dengan self study, dan pukul 22.00 lampu di kamar sudah harus di matikan. Jika masih ingin belajar, maka di lanjutkan di ruang belajar bersama. Itu juga hanya sampai pukul 24.00. setelah itu harus tidur. Mereka menghargai tubuh yang Tuhan berikan, yaitu dengan tidak tidur di atas jam 12 malam ( seperti yang biasa saya lakukan ) dan berolahraga. Disana di sediakan segala bentuk sarana untuk berolahraga. Mereka tidak hanya belajar Firman, tetapi karakter mereka juga terbentuk untuk menjadi se orang pelayan.Sungguh menakjubkan pembentukkan hidup yang boleh Tuhan lakukan 

Sekarang waktu nya kembali ke dunia yang sesungguhnya

Dan kami pun kembali ke Bandung. Perjalanan pulang selama 19 jam ( karena kereta terlambat 2 jam ) sungguh tidak terasa. Banyak hal yang kami sharingkan. Hal yang paling menarik adalah ujian pertama kami datang ketika kami sampai di stasiun bandung. Mendengar kabar yang simpang siur mengenai arus balik dari Bandung-Jakarta membuat kami ( kembali ) kuatir. Kami yang awalnya berpikir untuk balik dengan travel, mencoba bertanya ke loket tiket kereta. Ternyata semua tiket hari itu sudah habis terjual. Tapi ada seorang calo yang menawarkan kami dengan harga tiket 1,5 kali harga tiket asli. Kami berada di dua pilihan. Tapi Tuhan yang boleh ingatkan kami untuk menjaga integritas kami. Kami tetap memilih pulang dengan travel walaupun kami tidak tahu apakah arus balik akan macet atau tidak.
Pukul 13.00 kami berangkat dari Bandung menuju Jakarta. Sungguh Tuhan itu tidak bisa kami mengerti dengan pikiran kami. Perjalanan sangat baik dan lancar, dalam 2, 5 jam kami sudah sampai di Jakarta. Tuhan suatu pelajaran yang tidak akan kami lupakan ketika kami boleh belajar untuk sungguh menjaga hidup kami sesuai dengan Firman-Mu
“ Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu “ -Mazmur 119 : 9
Biarlah kami boleh semakin mengenal Engkau dan mencintai Engkau melalui kecintaan kami terhadap Firman-Mu
SOLI DEO GLORIA !!

Comments

Popular Posts