The Beginning- Health Discipline as Spiritual Discpline
Sudah lama banget ga tulis blog hehe, yes udah 2 tahun
hahaha. Mau disiplinkan diri untuk menulis lagi, sebagai bagian dari Cultured Mother.
Yes karena mau jadi seorang ibu yang bertumbuh.
Sejak bulan maret 2020 aku sudah jadi full time mom di
rumah, jadi focus sm Caleb dengan segala kebutuhan jasmani, sekolah onlinenya
dll. Singkat cerita Caleb menunjukkan pola BAB yang mulai banyak konstipasinya.
Dari mulai BAB 2 hari sekali, sampai sebulan sekali harus di semprot. Semakin memuncak
di bulan ke 6 yaitu di bulan Oktober.
Nah jujur ak mulai stress dan ga tau cari jalan keluar kemana. Kenapa stress?? Pertama karena buat aku ini bukanlah hal yang normal, kedua aku sudah berusaha memenuhi asupan cairan dan seratnya setiap hari, tapi kok ya ga konsisten BABnya. Mulai timbul pikiran macam-macam, takut anak kelainan di usus dan penyakit pencernaan lainnya.
Akhirnya mulai baca textbook, journal tentang konstipasi, tp
blm merasa ‘sreg’ sebenarnya apa yang menyebabkan BAB nya konstipasi. Akhirnya pertengahan
Oktober kita ke DSA ( Dokter Spesialis Anak ) Caleb. Di sana ngobrol-ngobrol
dan pikiran tercerahkan.
Jadi DSA nya memberikan saran :
1.
Toilet Training, jongkok 2-3 kali/hari. 10-15
menit
2.
Mungkin bisa ada alergi, eliminasi 5 penyebab
paling utama alergi : dairy produk, daging sapi, kacang-kacang, telur, seafood
Selain 2 di atas, DSA juga memberikan
probiotic 1 strain dan vitamin D. Jadi menurut DSA nya, kondisi Caleb ini msh
borderline untuk konstipasi, jadi beliau blm memberikan pengobatan khusus untuk
konstipasi.
Pulang dari dokter kita stop UHT dan keju ( dairy product
yang setiap malam rutin di makan ). Puji
Tuhan, Caleb recover selama 2 minggu.
Waktu sudah mulai tenang dan berasa aman, ehhhh Caleb konstipasi
lagi, harus di bantu microlax untuk evakuasi ( mengeluarkan ) BAB nya, Caleb
nangis2 ga mau, mama nya stresss.
Waktu itu lah aku datang sm Tuhan berdoa, memohon Tuhan
memberikan kekuatan hikmat, kesabaran untuk melalui kondisi ini. Di dalam hati
ada merasa ‘gagal’ jadi seorang mama, jujur sedihhh banget liat Caleb nangis-nangis.
Waktu itu dalam hati, ya sudahlah kalau Caleb harus kembali ke DSA lagi dan di
beri pengobatan. Aku berserah Tuhan. Aku percaya kalau Tuhan saying sama Caleb,
kalaupun harus pengobatan Tuhan pasti kuatkan kami.
Di saat berserah kepada Tuhan, di sana Tuhan berbicara.
Tuhan mengingatkan ku , seorang teman pernah share buku tentang functional
medicine, bukunya “The Autoimunne Solution Cookbook “.
( akan aku share di posting selanjutnya ya )
Hal ini menjadi titik balik ku, Tuhan membuka kan mataku untuk Disiplin Kesehatan, yang merupakan juga bagian dispilin rohani ku. Disiplin untuk melawan rasa malas saat mau berolahraga, disiplin untuk penguasaan diri dalam memilih apa yang di makan, disiplin mengatur keuangan untuk membeli produk rumah yang less chemical .
Disiplin kesehatan yang kami lakukan sekarang adalah warisan kedua terbesar,
setelah warisan iman.
Ini lah titik balik, titik awal yang boleh Tuhan berikan “The
Beginning “
November 2020
Comments
Post a Comment